Tanya-Jawab Mengenai Madu

Pertanyaan mengenai ciri-ciri madu asli vs madu palsu merupakan yang paling banyak disampaikan. Akan tetapi jawaban yang didapatkan oleh yang bertanya seringkali berupa penjelasan yang tidak akurat. Adalah hal yang wajar karena cukup sulit bagi pelanggan dan penggemar madu untuk memperoleh madu yang tidak saja murni tapi juga berkualitas.

Ketika kami mengikuti kegiatan Munas Asosiasi Perlebahan Indonesia III pada  tahun 2010 yang dilaksanakan di Cibubur, diinformasikan bahwa 80% madu yang beredar di negara kita diperkirakan palsu.

Setidaknya, diketahui ada tiga model pemalsuan madu: pemalsuan jumlah, pemalsuan mutu, dan pemalsuan menyeluruh (Adji Suranto, 2007).

Pemalsuan jumlah dilakukan dengan menambah volume madu asli dengan bahan lain. Misalnya mencampurkan sirup fruktosa buatan atau larutan air gula atau madu buatan yang murah ke dalam madu yang asli.

DISCLAIMER. Hasil yang diperoleh untuk setiap individu berbeda-beda, dipengaruhi oleh banyak faktor, Informasi di atas merupakan referensi semata.

Pemalsuan mutu biasanya dilakukan dengan mengubah kadar air madu yang sebelumnya tinggi, lalu diturunkan dengan cara pemanasan. Sederhananya begini, madu yang dipanen dan encer, dipanaskan, dengan tujuan madu menjadi kental.

Kalau pemalsuan menyeluruh? Adalah madu yang diklaim asli tetapi sebenarnya 100% buatan. Bukan madu yang diproduksi oleh lebah dengan komposisinya yang asli.

Semua bentuk pemalsuan madu berawal pada tingginya permintaan konsumen terhadap madu dengan harga yang sangat murah. Berikut beberapa informasi yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat.

Semut

Sebagian orang meyakini bahwa madu yang asli atau madu yang murni tidak akan pernah didatangi semut. Benarkah demikian?

Sebenarnya tidak ada alasan yang cukup kuat untuk mempercayai mengapa semut lebih menyukai gula yang telah diproses ketimbang madu. Bagaimanapun semut menyukai bahan-bahan yang berasa manis.

Kami pernah berkesempatan bergabung dalam suatu rombongan untuk turut serta menyaksikan teknik memanen madu pada koloni Apis cerana di salah satu kebun belimbing, kami menyaksikan sendiri bahwa madu yang tercecer dan baru saja dipanen langsung dikunjungi semut. Pada kesempatan lain kami melakukan kegiatan serupa ke daerah Pandeglang, dan kami pun menyaksikan hal yang sama.

Pada lain kesempatan, kami coba mengambil madu yang masih utuh bersama sarangnya. Kami memastikan betul bahwa madu di dalam sarang tersebut bukanlah madu yang bersumber dari larutan gula. Kemudian kami potong dua, lalu kami biarkan. Dalam waktu yang tidak terlalu lama semut pun berbaris rapi menghampiri.

Selain itu, bagi lebah jenis Apis mellifera atau Apis cerana juga genus Trigona, semut merupakan salah satu hama yang sangat mengganggu. Semut yang berjumlah banyak dapat merusak sel-sel madu. Apabila tidak ditanggulangi semut bisa menghancurkan koloni lebah atau menyebabkan koloni lebah pergi mencari tempat yang lebih aman. Jadi, semut bukan penentu keaslian madu.

Terbakar

Ada cara lain yang dipercaya dapat menunjukkan apakah madu itu asli atau tidak. Yaitu tes tentang apakah mudah atau tidaknya cairan tersebut terbakar. Caranya dengan menyalakan kapas putih (cotton buds) yang sudah dicelupkan ke dalam madu dengan korek api. Jika terbakar maka madu tersebut dinyatakan asli atau murni. Apakah betul demikian?

Kami melakukan beberapa kali percobaan dengan cara tersebut. Kami menggunakan berbagai jenis madu, beberapa di antaranya madu yang kami ambil langsung dari sarang lebah, berupa madu sarang. Hasilnya, ada yang terbakar, banyak juga yang tidak. Cara ini ternyata tidak konsisten.

Tampaknya teknik ini sangat dipengaruhi oleh berapa banyak madu yang dicelupkan dan berapa lama api mengekspos madu. Apa yang kami alami juga disepakati oleh beberapa orang peternak lebah yang kami temui. Kalau begitu, cara ini tidak bisa dijadikan acuan dalam menetapkan apakah satu madu asli atau tidak.

Bagaimana Mengetahui Madu Aspal?

Selain cara yang telah kami sampaikan di atas, ada juga teknik lain yang dianggap tepat namun sederhana untuk menentukan keaslian madu. Dengan cara bagaimana?

Menguji kemurnian madu dengan mengamati bagaimana madu larut dalam segelas air. Madu murni tidak akan cepat larut di dalam air. Bila madu diaduk di dalam air, akan diperlukan waktu lebih lama untuk melarutkan butiran-butirannya yang padat, berbeda dengan gula yang cenderung larut lebih mudah.

Ringkasnya, bila madu yang dicampur ke dalam segelas air larut dengan cepat, maka madu tersebut adalah palsu. Betulkah begitu? Pertanyaannya adalah: apakah setiap cairan yang larut di dalam segelas air lebih lama bisa disimpulkan sebagai madu yang asli?

DISCLAIMER. Hasil yang diperoleh untuk setiap individu berbeda-beda, dipengaruhi oleh banyak faktor, Informasi di atas merupakan referensi semata.

Jenis madu yang berbeda tentu memunculkan hasil yang berbeda pula. Ada madu yang encer karena kadar airnya cukup tinggi, ada madu yang kadar airnya rendah (kental), bahkan ada madu yang berbentuk krim. Madu yang encer tentu lebih cepat larut di dalam air dibanding madu yang kental apalagi yang berbentuk krim. Lantas bisakah disimpulkan madu yang encer adalah madu palsu hanya karena larut lebih cepat dan lebih mudah?

Madu yang tidak murni lagi karena sudah ditambahkan bahan lain pun tidak akan mudah larut semudah madu cair di dalam air. Kalau begitu, cara ini tidak dapat dijadikan acuan juga.

Kami pernah mencoba menuangkan sedikit madu ke dalam piring berwarna putih, kemudian kami tambahkan beberapa tetes air. Piring itu kemudian kami goyang dengan gerakan berputar, perlahan. Hasilnya, muncul serat-serat halus yang membentuk formasi segi enam, mirip sarang lebah genus Apis. Bagi kami ini hal yang menarik! Kami berharap bahwa inilah salah satu cara sederhana yang praktis untuk menentukan keaslian madu.

Kemudian kami ambil madu yang sebelumnya sengaja kami panaskan. Kami lakukan pengujian dengan cara yang sama, dan ternyata hasilnya sama: terlihat serat-serat halus yang membentuk formasi segi enam. Menurut kami, cara ini tidak dapat membuktikan kualitas madu. Beberapa pedagang mengentalkan madu melalui proses pemanasan. Teknik tersebut dapat merusak kandungan madu.

Berikutnya, kami mencampur madu murni dengan sirup fruktosa buatan pabrik. Kami lakukan percobaan dengan cara yang sama, dan ternyata hasilnya tetap sama: terlihat serat-serat halus yang membentuk formasi segi enam. Pendapat kami, cara ini tidak menjelaskan kemurnian madu. Teknik ini memang sederhana tetapi tidak dapat dijadikan acuan.

Kulkas

Pada umumnya, madu memang tidak membeku seperti es jika disimpan di kulkas. Madu akan semakin mengental saja, dan bertambah kental bila disimpan di dalam freezer. Lalu, apakah cairan yang seperti itu pasti merupakan madu yang asli?

Beberapa orang  peneliti juga peternak yang berpengalaman menceritakan kepada kami bahwa pada suhu yang rendah, madu mudah mengkristal atau mengendap, apalagi madu yang glukosa alaminya lebih tinggi dari dibanding kandungan fruktosa alaminya.

Secara sengaja kami mengunjungi supermarket untuk membeli sirup fruktosa buatan pabrik. Sirup fruktosa tersebut kami simpan di lemari es, lalu beberapa hari kemudian kami pindahkan ke dalam freezer. Dari apa yang kami lakukan, kami bisa memberi gambaran bahwa sirup fruktosa tersebut menjadi lebih kental selama disimpan di kulkas, lalu semakin bertambah kental setelah kami pindahkan ke dalam freezer, persis seperti madu.

Kami berpendapat, keaslian madu tidak bisa diuji menggunakan kulkas atau juga freezer. Kenapa? Karena ada cairan selain madu yang “berperilaku” seperti madu yang asli.

Madu asli yang dicampur sirup fruktosa juga akan menunjukkan gejala yang sama seperti madu murni tanpa campuran ketika disimpan di dalam kulkas atau di dalam freezer. Apa gunanya mencampur madu dengan cairan lain seperti sirup fruktosa?

Madu yang asli, murni, dengan mutu yang baik, memiliki harga jual yang relatif lebih tinggi. Tidak mudah menjual madu yang demikian. Mencampur madu dengan cairan lain yang lebih murah akan memudahkan pedagang menjual madunya. Pedagang yang demikian tentu berusaha menyediakan madu campuran dengan mendekatkan kepada sifat madu yang asli.

DISCLAIMER. Hasil yang diperoleh untuk setiap individu berbeda-beda, dipengaruhi oleh banyak faktor, Informasi di atas merupakan referensi semata.

Madu yang Meledak Pasti Asli?

Apakah madu yang meledak atau meletup itu merupakan madu yang asli? Jawabnya: mungkin asli, mungkin juga tidak. Madu yang kelebihan kadar air (di atas 20%) atau madu yang terlalu encer akan cepat mengalami proses fermentasi. Madu tersebut akan berwarna lebih gelap, berasa lebih asam, beraroma lebih tajam dari yang seharusnya. Madu yang telah mengalami proses fermentasi, kalau asli, kalaupun murni, mutunya sudah menurun.

Kalau Begitu, Pilih Madu yang Kental Aja?

Kadar air pada madu yang bermutu baik adalah 17% sampai 20%, standar madu nasional memberi toleransi hingga 22%. Madu yang dihasilkan di Indonesia rata-rata memiliki kandungan air di atas 18%. Sejumlah peternak atau pedagang madu menempuh jalan pintas. Mereka memanaskan atau memasak madu yang encer supaya kental. Kenapa dipanaskan? Cara tersebut relatif murah dan cepat sehingga madu yang dihasilkan bisa dijual dengan harga agak murah walaupun tampak bagus karena kental. Akan tetapi, pemanasan itu merusak kandungan madu. Enzim, misalnya, akan rusak bila kena panas, belum lagi vitamin dan kandungan bermanfaat lainnya. Di dalam laboratorium, madu yang angka HMF-nya tinggi patut diduga telah melalui serangakain proses pemanasan. Kalau untuk diminum sehari-hari, hindari saja madu yang demikian. Kecuali pemanasan madu dilakukan karena bertujuan untuk menggunakan madu sebagai pemanis alami atau pelembap yang melembutkan dalam resep makanan sehat.

Uji Kuantitas

Melalui uji kuantitas, madu dapat diperkirakan madu palsu atau sudah ditambahkan sesuatu apabila:

  1. Kadar sukrosa madu naik;
  2. Kadar enzim naik atau turun;
  3. Kadar abu menjadi naik atau turun;
  4. Daya hantar listrik naik;
  5. Kandungan polen dalam sedimen turun;
  6. Kandungan mineral turun;
  7. Aroma dan rasa berubah;
  8. Kandungan HMF (Hidroksi Metil Furfuraldehid) berubah;
  9. Kadar protein turun;
  10. Warna terang;
  11. Madu mengandung timbal klorida;
  12. Madu mengandung timbal sulfat;
  13. Madu mengandung anion & kation. (Suranto, 2007).

Mengulang penjelasan sebelumnya, secara sederhana, madu asli dan palsu dapat dibedakan dengan melihat ciri khas fisik madu asli. Misalnya, meneteskan madu pada selembar kertas, mengocoknya, mencampur madu dengan telur, menyimpan madu di dalam lemari es, dan lain sebagainya. Karena teknik pemalsuan madu yang terus berkembang dan madu palsu yang dibuat semakin mendekatkan atau menyerupai madu yang asli maka berbagai cara sederhana tersebut tidak lagi dapat dijadikan pegangan.

Konsumen membeli madu pasti berharap supaya badannya bertambah sehat. Konsumen yang sedang sakit kemudian mengkonsumsi madu tentu berharap supaya memperoleh kesembuhan. Kami pun bisa membayangkan apa yang akan terjadi bila madu yang dikonsumsi adalah palsu. Konsumen yang sehat tidak bertambah bugar, konsumen yang sedang sakit bisa bertambah sakit.

Produsen madu palsu termasuk pedagang yang menjualnya sebenarnya telah melakukan perbuatan jahat yang akan merugikan banyak orang. Bisnis tersebut merupakan perbuatan kriminal.

Untuk menekan praktik jahat seperti itu, semua pihak seharusnya menjalankan peran sesuai fungsinya masing-masing. Pemerintah melalui aparat penegak hukum bisa mengambil langkah tegas yang dibutuhkan. Melalui Kementerian terkait melakukan pembinaan terhadap produsen atau juga pedagang madu. Penyebarluasan informasi yang benar mengenai lebah dan madu juga sebaiknya dilakukan melalui berbagai saluran. Penetepan standar mutu madu yang diberlakukan harus dipastikan bahwa hal tersebut telah diterapkan oleh produsen atau pedagang dan berjalan dengan semestinya. Akhirnya, konsumen yang tercerahkan bisa mengakses produk lebah yang berkualitas dengan harga yang pantas.

Kalau penasaran? Menurut kami, lebih baik kita melakukan pembuktian di lapangan saja. Caranya bagaimana? Siapkan madu yang asli dan madu yang palsu. Madu yang asli yang bagaimana? Bagaimana tahunya kalau madu yang mau digunakan itu asli? Kunjungi beberapa peternakan, ambil madu yang masih utuh yang tersimpan di dalam sarang sehingga Anda bisa meyakini keasliannya, kemudian keluarkan madunya. Pastikan madu asli yang Anda gunakan tidak hanya satu jenis. Sediakan madu yang berasa manis, juga madu yang berasa asam atau bahkan pahit. Cara seperti inilah yang kami lakukan. Lalu bagaimana dengan madu palsunya? Anda bisa membeli madu palsu yang ada di pasaran atau membuat sendiri untuk keperluan pengujian.

DISCLAIMER. Hasil yang diperoleh untuk setiap individu berbeda-beda, dipengaruhi oleh banyak faktor, Informasi di atas merupakan referensi semata.

Lalu lakukan teknik pengujian yang selama ini dikenal luas. Misalnya menjajarkan madu asli dan madu palsu di lantai rumah Anda. Amatilah, apakah semut mendatangi semua sampel? Lakukan pengujian lain dengan membakar madu, menyimpan di kulkas, dan cara lainnya.

Untuk mengetahu kemurnian, keaslian dan kualitas madu, perlu dilakukan serangkaian pengujian yang dilakukan di dalam laboratorium. Untuk sementara, belum ada cara atau teknik pengujian yang sederhana, yang lebih cepat, yang lebih mudah dan lebih murah yang memberikan hasil akurat dan reliabel.

Jadi Bagaimana Donk?

Karena belum ditemukan cara sederhana yang akurat untuk mengetahui kemurnian dan kualitas madu, maka satu-satunya cara yang dapat dijadikan acuan adalah dengan menguji sampel madu ke dalam laboratorium. Akan tetapi langkah ini tentu sulit dilakukan oleh konsumen. Sebaiknya, produsen atau pengusaha yang melakukan pengujian secara berkala untuk memastikan kemurnian dan kualitas madu.

Bagi penikmat setia madu, apabila tidak memungkinkan untuk memanen madu ke hutan, tidak bisa beternak lebah madu sendiri, atau jarak ke peternakan lebah yang terlalu jauh, maka belilah madu dari pihak yang dapat dipercaya.