Pemanis

Zat pemanis menurut Desy Wijaya dalam – “Waspadai Zat Aditif dalam Makananmu” – berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Seperti halnya zat aditif lain, zat pemanis dikelompokkan menjadi dua yaitu, pemanis alami dan pemanis sintetik.

Pemanis alami bisa didapat dari tumbuhan seperti kelapa, tebu juga aren. Di luar itu, pemanis alami juga bisa diperoleh dari buah-buahan dan madu.

Pemanis sintetik (artificial sweeteners) menurut Winarno (dalam Desy Wijaya) merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis tersebut, sedangkan kadar kalori yang dihasilkan jauh lebih rendah daripada gula (sukrosa). Umumnya, zat pemanis sintetik mempunyai struktur kimia yang berbeda dengan struktur polihidrat gula alam.

Zat pemanis sintetik tidak tercerna oleh tubuh, yang tidak menjadi kalori sama sekali, disebut pemanis non kalori. Selain itu, pemanis jenis ini tidak mempengaruhi tingkat insulin dalam darah. Sehingga pemanis non kalori sering digunakan untuk produk-produk rendah kalori atau produk-produk yang ditujukan sebagai produk rendah gula yang sangat baik bagi penderita diabetes mellitus.

Madu murni berkualitas tersedia di GudangMadu. Untuk order, bisa melalui BBM di 266032A5, 29E8E1DD. WhatsApp: +6282122547430. Atau hubungi kami di sini.

Tidak semua zat pemanis sintetik boleh digunakan dalam bahan pangan. Beberapa hal yang bisa dijadikan pedoman untuk mengukur tingkat kualitas pemanis sintetik antara lain dari fisik dan kimianya. Dari segi fisik, pemanis sintetik tidak berwarna, tidak berbau dan memiliki rasa manis yang sama dengan gula, namun rasa manisnya tidak tahan lama.

Sedangkan dari segi kimia, pemanis sintetik harus dapat larut dalam air dan mudah dipadukan dengan berbagai senyawa kimia. Jika diolah dalam teknologi tinggi, pemanis sintetik juga harus tahan terhadap suhu tinggi (pemanasan, penggorengan, perebusan dan pemanggangan) juga suhu rendah (pendinginan dan pembekuan). Selain itu, pemanis sintetik juga harus tahan terhadap asam dan cahaya.

Faktor yang tidak kalah penting dan menjadi hal yang utama adalah keamanan pemanis sintetik. Pemanis sintetik harus tidak beracun, dapat dicerna dengan baik oleh tubuh serta dapat dikeluarkan dari tubuh secara utuh sehingga tidak menimbulkan efek samping. Pemanis sintetik bersifat aman jika dikonsumsi sesuai dengan petunjuk pada label (kemasan). Efek samping akan muncul jika pemanis dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.

Bersambung ya!

Aktif di Twitter? Jangan lupa follow @GudangMadu.

Leave a Reply