Trigona Spp dan Propolis
Ditulis Oleh : Oleh Ahmad Turamsili, Co-founder GudangMadu
Hari Selasa yang lalu, bertepatan dengan tanggal 15 Pebruari 2011 penulis dengan menumpang sebuah sedan milik seorang kawan meluncur ke sebuah kawasan perbukitan di daerah Kabupaten Bogor. Hanya satu tujuan yaitu melakukan panen perdana di peternakan lebah Trigona Spp.
Trigona Spp merupakan jenis lebah penghasil madu yang tidak bersengat (stingless bee honey). Populasinya banyak ditemukan di wilayah Indonesia termasuk di Jawa Barat. Koloni Trigona Spp menghasilkan madu kira-kira 100-200 ml setiap tiga bulan, tentu bergantung pada ketersediaan pakan atau sumber nektar di sekitar. Rasa madu yang diproduksi oleh lebah Trigona Spp biasanya asam, meski ada pula yang pahit dan manis. Selain menghasilkan madu, Trigona Spp juga menghasilkan polen serta propolis.
Sedangkan propolis dihasilkan Trigona Spp 100-200 gram per tiga bulan. Propolis yang dihasilkan lebah Trigona Spp sesungguhnya memiliki berbagai kandungan yang penting. Beberapa pengamat perlebahan bahkan menaruh perhatian serius terhadap produk yang dihasilkan lebah jenis ini. Ada juga yang menyebutkan bahwa propolis yang dihasilkan mampu mengobati berbagai penyakit berat seperti kanker, darah tinggi, jantung juga DM.
Melihat manfaat yang terkandung di dalamnya, maka kami berkomitmen untuk membudidayakan lebah Trigona Spp untuk mendukung ketersediaan raw propolis sebagai bahan baku guna men-supply kebutuhan masyarakat akan ekstrak propolis yang bermutu dan layak dipercaya.
Sekitar jam 7 pagi kami sudah tiba di lokasi peternakan. Ada 800-an koloni lebah Trigona Spp yang dibudidayakan di sana. Cuaca sangat kondusif untuk berkeliling di areal peternakan seluas 110 hektar. Ada dua blok yang kami kunjungi, sebagian koloni sudah memasuki tahap pemanenan. Hasilnya di luar perkiraan kami sebelumnya, membuat impian semakin dekat saja rasanya. Kami memproyeksikan untuk memiliki sepuluh ribu koloni hingga akhir tahun 2015, insya Allah. Proyeksi yang wajar melihat ketersediaan pakan lebah yang berlimpah dan luasnya lahan.
Mimpi yang lain adalah: membuka tempat rekreasi yg mendidik, wisata perlebahan. Areal yang cukup luas, jarak yang tidak terlalu jauh dari pusat kota dan sarana penunjang lain yang tersedia membuat kami yakin bahwa wisata model ini akan menjadi pilihan bagi keluarga mau pun lembaga pendidikan.
Tak terasa waktu semakin siang, usai shalat dan makan nasi bungkus -berbekal buah alpukat, pisang tanduk dan jeruk limau hasil kebun – kami pun segera kembali ke Jakarta. Agenda berikutnya adalah mengupayakan bagaimana mengekstrak raw propolis menjadi propolis yang siap untuk dikonsumsi, wallahua’lam.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.